The answer to my prayer

Jadi, ampuni gua ya. Gua lagi kurang enak badan dan nulis ini pas jam kantor. Peace 😀


Di postingan yang udah lama, gua dah pernah cerita kan kalo gua lagi doain untuk bisa ketemu sama seorang cowok yang umurnya 5 tahun ke atas dibanding gua dan tinggal beda zona waktu 1 jam dengan gua. Akhirnya gua memutuskan untuk berhenti mendoakan dia. Hal ini gua putuskan berdasarkan cerita temen gua itu. Jadi, saat dia cerita tentang cowok itu, mereka belum terlalu kenal, sampai akhirnya mereka jadi makin kenal kayak sekarang. Ada beberapa (agak banyak) hal yang gak cocok buat gua dari hidup cowok ini. Yang membuat  gua merasa bahwa ok, it’s over. Gak mungkin gua ketemu sama dia, gua juga gak cocok sama dia kayaknya, dan ada beberapa faktor yang tidak bisa dijelaskan dalam blog ini hehehe


Ada seorang cowok yang gua ketemu pas perjalanan dinas waktu itu… Nah, setelah sekian waktu berlalu, ada temen kerja cowok itu yang nanya ke gua apa gua salam balik ke cowok itu atau gak. Dan karena gua malu dan sungkan untuk menjawab di depan umum. Gua janji ke cewek itu untuk chat dia jawabannya apa. Sejujurnya, dari pertama gua ketemu itu orang, gua doanya ya kalo dia ga baik buat saya Tuhan, jauhkanlah dan buat dia sampai 6 bulan lagi pun ga akan pernah hubungi saya. Tapi malah yang ada kebalikannya. Didekatkan walau melalui perantara 😀

Itu jawaban doa gua yang pertama.

Selanjutnya, gua berdoa biar dia hubungi gua kan… Walau setelah gua kirim salam balik ke dia, dia gak langsung hubungi gua. Gua tahu dia sibuk, dan kayaknya sih orangnya rada pendiam. Akhirnya dia hubungi gua, dan sialnya gua baru buka paginya gara-gara HP gua mati akibat mati lampu 1 harian di Waropen. Yah, so far gua enak sih ngobrolnya sama dia.

Itu jawaban doa gua yang kedua.

Selanjutnya gua berdoa supaya dia ajak gua ketemu kalo gua ke sana lagi karena gua belum pernah ngobrol langsung sama dia. Lebih enak ngobrol langsung daripada via text. Banyak yang bisa diomongin. Dan dia ajak hang out bareng kalo gua ke sana lagi ntar.

Itu jawaban doa gua yang ketiga.

Gua masih mau kenal dengan baik dan benar dulu segala kelebihan dan kekurangan dia. Jadi, gua belum bisa menyimpulkan. Hanya gua merasa cukup nyaman, dan dari testimoni 2 orang yang gua tanyakan, mereka bilang dia baik. Dan gua perlu waktu juga untuk mengerti dia, memahami dia. Jadi, gua pengen kenalan dulu.

Kalo diingat-ingat gak nyangka juga ya bisa sampe chat sekarang dari awalnya gua biasa-biasa aja dan karena gua yakin sikap jutek gua waktu itu pasti bikin orang ini gak mau hubungi gua. Tapi ternyata, dia mau hubungi gua. Masih banyak hal yang mau gua doakan terkait hal ini. Dan setelah ini, gua benar-benar percaya bahwa Tuhan itu pasti memberikan segala sesuatu yang kita doakan indah pada waktuNya yang terbaik. Jangan galau. Jangan menutup hati. Lihat aja, Tuhan menyediakan segala sesuatunya.

Thanks for answering my prayers, best Friend ever 🙂

 

Kadang, gua terhimpit

Hai readers semuanya. Sewaktu gua nge-blog postingan ini gua pastikan gua ada di Jayapura habis pulang dari Gramedia dan tadi pas gua ke sana, gua baca satu buku tentang kesuksesan dan di situ dia bilang sempatkan waktu untuk menulis blog tiap hari. Yah, kalo di tempat kerja gua sinyalnya susah, jadi berat banget untuk nge-blog and now it’s the right time for blogging hehehe 😀

Gua mau cerita aja nih tentang segala perasaan gua selama penempatan. Well, kalo kalian baca blog gua dan sering lihat postingan khotbah, gua dapat jamin kalo seringkali hidup gua gak sesuai dengan Firman yang gua dengar. Gua manusia biasa, gua bisa sedih, marah, kecewa, sakit hati, kesal, dan yang pasti walau kelihatannya gua cuek dan masa bodoh, tapi gua sangat bisa sakit hati dengan orang di sekitar gua, gua bisa ngeluh walau banyak hal juga yang gua syukuri di Waropen. Ok, kalo yang bagus-bagus kan gua udah pernah cerita tuh. Nah, sekarang gua mau cerita kesulitan hidup gua di sana.

  1. Entah kenapa gua butuh waktu yang sangat lama untuk dapat memahami, mengerti, dan menyayangi orang-orang sekitar gua secara full. Dulu, waktu kuliah hanya butuh waktu 1 tahun saja untuk gua beradaptasi dengan teman-teman sekontrakan gua. Tapi, gua ngerasa cukup sulit untuk bisa memahami sikap orang-orang di sekitar gua yang menurut gua cukup sulit untuk dikasih dan istilahnya BEKK (Butuh Ekstra Kasih Karunia). Entahlah, mungkin gua yang keras kepala atau bagaimana sehingga gua belum bisa menyayangi orang sekitar gua secara full sama seperti gua menyayangi teman-teman sekontrakan gua dulu.
  2. Gua lebih banyak diam. Karena menyampaikan pendapat adalah suatu hal yang sia-sia dimana ujung-ujungnya hanya ada perdebatan hebat yang pada akhirnya bisa bikin sakit hati. Jadi, setiap kali ada perbincangan apapun yang mengarah pada perdebatan, gua langsung kabur aja.
  3. Seolah segala hal yang gua lakukan itu salah semuanya. Kalo kira-kira gua malas dikit, kayaknya itu bakal jadi dosa besar. Di saat kadang, badan gua lagi kurang sehat, tapi daripada diomongin orang, gua memilih untuk melakukan pekerjaan yang menguras tenaga gua.
  4. Gua gak bisa jadi diri gua sendiri. Gua jaim. Gua kaku sekarang. Gua gak bisa cerita sama siapapun unek-unek gua. Karena menurut gua, gua sulit untuk cerita hal-hal kayak gini secara lisan.
  5. Gua gak punya waktu untuk nari-nari sendiri kayak dulu. Dan kebiasaan gua nyanyi lagu mash up pun menjadi hal yang aneh bagi orang lain.
  6. Hanya 1 orang yang gua percaya untuk gua ceritakan tentang banyak hal. Gua rindu sosok kayak Sarshe dan Hotna yang selalu mau jadi pendengar gua saat gua lagi down, tapi kayaknya hanya 1 temen gua yang mau mendengarkan gua dari hati ke hati.
  7. Gua pusing menghadapi emosi labil orang-orang sekitar gua. Yang kadang diam-diam gak menentu, seolah gua ada salah apa gitu sama dia.
  8. Siklus tidur gua terganggu karena sesuatu yang dilakukan orang lain, namun gua gak berani untuk bilang ke dia karena gua tahu dia orangnya susah dikasih tahu.
  9. Tugas kantor yang banyak terus
  10. Sinyal yang susah banget buat internetan
  11. Kalau mau ke Biak harus menyeberang lautan luas selama 5 jam dengan berbagai tantangan cuaca.
  12. Tantangan ke distrik di kampung untuk Tugas Lapangan

Banyak kan yang gua rasa, kini gua memang lagi banyak belajar tentang sabar dengan sikap orang lain, jadi pribadi yang lebih lemah lembut, kalo biasanya dulu gua selalu menjadi pencerita sekarang mungkin gua harus lebih banyak menjadi pendengar.

Satu hal kekurangan gua adalah… Gua sulit menyampaikan hal yang kurang gua suka kepada orang yang menurut gua susah untuk dikasih tahu.

Gua mungkin terlalu negatife thinking kali ya???

Entahlah.. Itulah yang gua rasakan.

Gua harap bisa pindah ke kota yang maju, medannya aman, fasilitas banyak dan bagus suatu saat nanti. Tapi, selama gua di Waropen (walau gua gak tahu sampai kapan), gua akan kerjakan semua yang gua kerjakan saat ini dan gua berharap Tuhan mengirimkan orang-orang untuk meneruskannya.

Di musim hidup gua kali ini, gua benar-benar berserah pada Tuhan untuk setiap cita-cita, rencana masa depan, sekolah lagi, dan segalanya. Keadaan yang sulit saat ini pastinya suatu saat akan mendatangkan kebaikan bagi hidup gua dan gua percaya walau kadang sulit memahami kenapa Tuhan kasih saya berada di tengah-tengah orang-orang yang kadang sulit untuk dikasihi.

Cause we live by faith, not by sight…

 

Jangan sedih…

Ada seorang adek yang gua ajar les bahasa inggris, dia namanya Saton, orang Toraja kelas 1 SMP yang baru pindah ke Waropen bulan September 2017. Selama ini, gua pikir dia sama orangtuanya pindah ke waropen, ternyata enggak… Gua baru tahu setelah percakapan ini.

Saton = S

Lala    = L

S: “Kakak dah pernah ke Pulau Nau?”

L: “Udah”

S: “Bagus ya? Pasirnya putih ya?”

L: “Bagus.. iya pasirnya putih”

S: “Bagusan mana sama Serui?”

L: “Kalo menurut kakak sih Serui, banyak yang bisa dilihat… Sarawandori, Serui Laut…” Saton dah pernah ke Nau?”

S: “Itu lagi… Ke Serui saja sa belom pernah…”

L: “Oh… Mama Saton yang mana? Kakak belom pernah liat…”

S: “Mama di Makasar kak…”

L: “Lah, LDR? Itu yang antar jemput Saton Bapak bukan?”

S: “Bukan kak… Bapak di Makasar…”

L: “Jadi, Saton tinggal sama siapa sekarang?”

S: “Sama nenek…”

L: “Saton berapa bersaudara?”

S: “Empat.”

L: “Saton anak ke-?”

S: “Pertama, adik-adik ada yang di Manado, ada yang di Makasar, ada yang di Papua.”

L: “Saton ke sini mau atau disuruh?”

S: “Ada nenek di sini (bukan kandung), tinggal sendiri, jadi sa diajak di sini.”

L: “Gimana kesanmu tinggal di sini beberapa bulan ini?”

S: “Sepi ya kak…”

L: “Gak rindu sama keluarga?

S: “Rindu…”

L: “Ah, tidak apa-apa temani nenek di sini. Dari sini pun bisa kuliah kemana-mana kok.. hehehe”

Itulah isi percakapan gua dengan anak itu. Gua yang sedih malah. Gua pergi ke Waropen karena bekerja, dan adik ini untuk sekolah dimana dia harus jauh dari keluarganya di umurnya yang sekitar 13 tahun, walau sama neneknya sih. Tapi kan beda… Duh jangan sedih ya dek… Atau ini gua yang sedih yak. Dia biasa aja. Ahahaha

Gua jadi ngerti dikit… Anak ini kurang berekspresi. Berekspresi sih kadang, cuman ya kurang banyak ngomong, oh ternyata gua mulai tahu banyak hal tentang keluarganya. Tetap semangat Saton! Tuhan yang menjaga keluargamu di Makasar 🙂

 

Jalan Pintas

Hah.. Gua gak ngerti lagi gimana caranya menarik minat anak-anak yang gua dan kak ester les-in biar mereka mau belajar rajin dan hapal kali-kali. Akhirnya, minggu lalu tanggal 17 Februari gua mengadakan perjanjian dengan Tisa, Betti, Auce, Haris, Andro, Yoab supaya mereka hapal kali-kali dan bagi-bagi dari 1×1 sampai 10×10 selama 5 minggu berturut-turut terhitung dari hari ini 24 Februari sampai 24 Maret. Siapa yang lancar selama 5 minggu berturut-turut bakal gua kasih coklat ahahaha 😀 Gua dah bener-bener frustasi. Dan kalian tahu gimana hasilnya? Hahaha mereka hapal. Mungkin karena mau dapat hadiah kali ya ahahahah. Sayangnya tisa ga datang les hari ini karena sakit kepala.

Jujur, gua bingung gimana jadi guru les yang baik. Karena sudah pasti metode iming-iming coklat gua gak boleh dipertahankan bisa bangkrut gua ntar :”D

Gua sangat percaya kalo tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah anak yang kurang tekun. Selalu gua ingatin kalo gua ga ada gunanya ngajarin mereka, kalo mereka ga ulang dan belajar lagi di rumah.

Kalo kalian ada masukan biar murid taat dan tekun tanpa iming-iming, gua mau banget…

 

Anak-anak itu… Kritis juga ya!!!

Selama gua banyak bergaul dengan anak-anak, gua menyadari bahwa mereka bukanlah sosok yang dapat dibodoh-bodohi karena umurnya yang masih muda.

Berikut ini adalah kesan yang gua dapatkan dari anak-anak:

  1. Mereka itu ingat apa yang kamu bilang. Sekalipun mungkin kamu lupa kalo pernah bilang hal itu. (Waktu itu gua bilang untuk mereka lihat nilai matematika dan bahasa inggris mereka di Rapot and then gua kira mereka lupa, ternyata mereka ingat apa yang gua minta. Thanks a lot adik-adik 🙂 )
  2. Mereka itu pencetus sesuatu yang bagus (Pernah gua kasih PR untuk ubah pecahan biasa jadi pecahan desimal nomornya ada 10. Pada saat itu gua juga ngajarin ubah pecahan biasa jadi persen. Lalu, nyeletuklah seseorang bilang kalo nomor 6-10 itu dibuat jadi persen aja. Oh, good. Gua ga usah nambahin tugas, tapi itu cukup buat ngelatih mereka di rumah ya.
  3. Mereka itu punya banyak ide kreatif (Nah, waktu itu gua periksa soal latihan mereka waktu les. Trus ada seorang anak yang bilang, “kak, gimana kalo kakak buat buku daftar nilai jadi kakak tahu perkembangan kami gimana.” Oh-not bad menurut gua. Thanks idenya adek.
  4. Mereka itu ga sungkan orangnya… Jadi waktu itu ada murid les gua yang kelas 6 SD namanya Andro, badannya besar, tingginya hampir sama kayak gua. Dia lihat kertas kantor gua yang gak dipake lagi buat jadi coret-coret. Terus dia bilang, “kaka… kaka punya banyak kertas beginikah? Bawakah minggu depan buat sa…”
  5. Saat lu mulai lakuin apa yang mereka minta (as long as itu baik ya), mereka akan jadi sayang sekali sama lu. Waktu nyari ojek malam-malam, Andro kencang banget suaranya manggil ojek. Makasih adek!!!
  6. Saat mereka respect ke lu, mereka bakal hormat banget sama lu. Ada seorang adek namanya Ria Kaiwai. Gua sering terharu kalo habis disalam dia. Dia selalu nyalam gua 2 kali, di dahi dan di bibirnya gitu. Duh aku ora kuat dek, makasih ya 🙂
  7. Sama anak-anak itu harus super duper sabar. Mereka itu sering sekali menanyakan hal sepele yang sebenernya tuh gak masalah… Kayak gini nih.. “Kakak, kalo saya tulis nama di sini tidak papa ya? Kaka kalo saya lipat kertasnya tidak papa ya?” Ya, gakpapa. Mau digimanain aja tetap ga masalah kok, terserah… Kadang gua pikir, anak kecil itu rada ribet wkwkwk 😀

Sampai saat ini, itulah hal yang gua ketahui tentang anak-anak, kalo ada yang baru faktanya, bakal gua tambahin di sini ya…

Overall, walau kadang kalian agak nakal, dan kakak juga jutek, judes, suka marah-marah. Kakak sayang loh sama kalian (if one day, you find my blog ehehehe 😀 ). Kakak senang sekali kalo suatu hari nanti, kakak bisa lihat kalian sekolah di tempat yang baik, bahkan sampai ke luar negeri.. Tetap semangat belajar ya…