Gua hanya ingin menangis

Gua ga bisa cerita ke siapapun masalah yang gua hadapi saat ini. Gua tidak bisa berekspresi dalam banyak hal. Ucapan gua seringkali tidak didengarkan. Keluhan dan rasa benci seringkali gua dengar. Belum lagi gua menghadapi orang-orang yang sensitif.

Gua menghadapi orang yang mudah untuk men-judge kekurangan orang lain tanpa menyadari dirinya sendiri bagaimana. Gua menghadapi tekanan dalam banyak hal, pikiran gua terganggu dalam banyak hal. Gua terhimpit, gua merasa minder, tidak dapat dipercaya, tidak sebaik yang lain, dan gua tak pernah dimintai pendapat sama sekali.

Gua pengen banget mencurahkan setiap isi hati gua, tapi gua ga tahu siapa yang bisa cukup dipercaya untuk semua ini. Setiap hari dalam saat teduh gua selalu diisi dengan menangis. Mungkin, cuma Tuhan dan Blog ini yang bisa jadi tempat gua menyampaikan setiap kekesalan gua. Entah kenapa gua selalu dinilai salah. Salah mengerjakan sesuatu dibilang sombong dan ga humble, sementara seringkali perkataan gua pun tak begitu didengarkan bagaimana gua mau bertanya lebih lanjut. Gua berusaha mengasihi, sabar, dan mengampuni. Tapi masih sulit sekali rasanya untuk dilakukan. Tadinya, gua gak pengen pulang Desember nanti, cuma gua tiba-tiba pengen kumpul bareng keluarga gua, ketawa bareng mereka, tanpa perlu takut akan rasanya dihakimi. Jujur gua benar-benar tertekan dengan banyak hal saat ini. Gua ga sangka kalo seberat ini semua ini harus gua lakukan. Seberat ini perjuangan gua menghadapi orang-orang sekitar gua yang menekan gua dari banyak sisi.

Biasanya setertekan-tekannya gua, gua masih bisa tersenyum karena ada banyak anak-anak yang menyapa gua di Waropen, Sari yang jadi temen cerita gua saat sulit, dan septy yang selalu ngajarin gua untuk ga cerita jelek mengenai orang lain. Tapi orang yang secara langsung dapat gua percayai untuk semua cerita itu sampai saat ini belum ada. Gua belum mau cerita ke pacar gua walau gua tahu dia pasti mau dengerin gua. Hanya saja, sulit untuk gua ceritakan.

Eny jauh di Bontang. Dan rasanya via HP untuk cerita semua ini sulit.

Mungkin gua masih perlu beradaptasi lagi dengan kondisi baru ini.

 

Tuhan Yesus, sumber pertolonganku. Aku tak bisa memaksakan penilaian orang lain terhadap diriku ya Tuhan. Aku manusia yang penuh dengan kesalahan. Tapi, berikanlah hati yang kuat setiap hari meskipun sulit rasanya menjalani setiap hari. Berikanlah aku kesabaran dan kelembutan hati senantiasa ya Tuhan.

Seengaknya sebelum aku meninggal, aku bisa jadi berkat buat orang lain. Bukan batu sandungan.